Hari ini
aku benar-benar merasakan takut yang luar biasa. Rasa takut yang biasanya
muncul tak seperti rasa takut ku hari ini. Kekecewaan yang muncul karena
kebahagiaan orang lain itu seperti mimpi buruk yang menyayat hati ku. Rasanya iri
yang sempat muncul sedikit tertutup dengan rasa senang akan tawaran yang
datang. Tapi rasanya aku takut sekali. Apa yang akan terjadi nanti? Jika tawaran
itu membuatku gagal lagi? Bisa ku pastikan, aku pasti akan sangat terpuruk. Karena
merasa gagal di tengah banyaknya teman-teman ku yang berhasil.
Rabu, 12 November 2014
Catatan Untuk Ku
Hidup ini laksana panggung drama, dimana kita sendirilah
yang menjadi pemeran utama dalam ceritaNya. Sebagai sang sutradara, sesungguhnya
Allah telah mempersiapkan cerita yang apik. Dan sebagai seorang lakon dalam
drama sendiri, kita dituntut untuk mengembangkan cerita yang telah ada. Agar
cerita tersebut menjadi drama yang indah, bahagia dan penuh makna. Lalu,
bagaimana dengan cerita orang lain yang terlihat lebih indah?
Ya, terkadang kita memang suka melihat cerita mereka yang
ada di sekeliling kita. Dan pastinya hanya indah yang akan kita lihat.
Setelahnya akan banyak pertanyaan yang muncul ketika melihat
betapa mudahnya orang-orang mendapatkan apapun yang sedang dia inginkan. Tapi
kita lupa, sesungguhnya betapa keras orang tersebut telah berusaha. Berapa banyak
air mata yang telah dia teteskan dan seberapa sering lelah yang telah dia
korbankan demi sepertiga malam bersamaMu.
Begitulah kita yang selalu lupa bahwa kebahagiaan orang
tidak pernah lepas dari usaha keras yang telah dilakukannya. Dan sekarang ketika
kita merasa belum bahagia dan merasa tidak mudah dalam melangkah seperti mereka
kita malah menyalahkan takdir. Yang sesungguhnya telah dipersiapkan dengan baik
oleh Nya. Tanyakan pada diri sendiri !!! Seberapa keras kita telah berusaha !!!
Rabu, 05 November 2014
Enggan Bertemu Esok
Ketika malam yang hening dan bulan dengan kelembutan
sinarnya datang, membuatku merasa kesal. Dan disaat semua mata mulai terejam
dan tubuh letih itu direbahkan, aku menjadi semakin kesal. Apa yang aku
rasakan, bukan karena aku tidak bisa berebah dan menikmati indahnya malam. Tapi
karena aku takut ketika malam itu berubah menjadi pagi. Dan aku masih saja
belum mampu meringankan peluh tubuh letih itu. Banyak pikiran dan bayangan muncul
akan buruk dan indahnya hari esok.
Andai hidup seberti mimpi, akan ku gantikan tugasmu dan
kupindahkan letihmu.
Selasa, 04 November 2014
Dibalik Sedih Dan Makna Renungan Kegagalan
Selalu ada hitam diatas bersihnya putih. Selayaknya manusia
yang tercipta, tidak akan pernah luput dari dosa. Dalam setiap langkah dan
keputusan yang diambil oleh manusia, pastilah ada dampak yang dihasilkan. Dampak
yang buruk atau baik. Ketika dampak tersebut terlihat indah dan berkemilau,
pastilah banyak orang yang mendekat dan mengaku menyayangi kita. Namun apa
jadinya ketika dampak buruk itu muncul mendominasi? Pastilah mereka menjauh. Dan
yang lebih mengerikan, ketika banya dari mereka yang mengaku mendukung dan
memberikan semangat. Tapi nyatanya mereka hanya meremehkan dan tersenyum
dibalik simpati yang coba mereka tunjukan. Lalu kepada siapakah kita
menyalahkan keadaan ini?
Hanya Allah tempat kita mengadu, dibalik sedih
dan makna renungan akan kegagalan.
TARI SAMAN
Tari saman adalah tarian suku Gayo yang ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting
dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Gayo. Tari saman sudah
berkembang di Gayo Lues, Aceh sejak abad ke-13. Tari dengan akurasi gerakan
dalam tempo tinggi ini dikembangkan oleh Syeh Saman, seorang ulama yang
menyebarkan Islam ke dataran tinggi Gayo tersebut. Melalui tarian itu Syeh
Saman menyampaikan syiar Islam. Awalnya tarian ini merupakan permainan rakyat
yang bernama Pok Ane. Oleh Syeh Saman kemudian ditambah syair-syair religi yang
berisi pujian kepada Allah SWT. Lagu dan syair dinyanyikan secara bersama dan
berkesinambungan dengan tidak menggunakan iringan alat musik tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya
dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi
dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Dalam
perkembangannya gerakan tari saman kemudian bertambah dengan kecepatan dan
ketepatan gerakan tangan. Pemerintah Aceh terus berupaya melakukan revitalisasi
tari seri tangan ini.
Tari saman menjadi media untuk
pencapaian pesan yang mencerminkan pendidikan, keagamaan,
sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau
puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil.Pendapat Lain mengatakan
Tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2
orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di
era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila
ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai
gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur
gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu
ganit.
Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi
dalam 5 macam:
1.
Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2.
Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua
penari.
3.
Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang
dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4.
Syekh, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari
dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5.
Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh
penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Saat ini Tari Saman
ditetapkan oleh UNESCO sebagai Daftar
Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan
Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.
Jalan Hidup dan Kegagalan
Setiap manusia hidup untuk menjalanani garis yang telah ditentukan yang maha kuasa. Langkah seperti apa yang diambil menentukan arah keberhasilan manusia dalam menjalani garis tersebut. Namun, tidak semua langkah bisa membuahkan hasil. Sejujurnya dukungan dari pihak lain mampu membakar semangat dalam meraih tujuan utama hidup. Tetapi banyak juga manusia dengan dukungan penuh dari orang lain yang bisa gagal meneruskan langkahnya. Dan ketika langkah itu terhenti, keterpurukan itu pun muncul. Rasa takut akan jatuh kembali menggelayuti perasaan. Ketika mencoba kembali untuk melangkah, akankah si manusia gagal itu mendapatkan dukungan kembali dari "uluran-uluran tangan itu"?
Jawabanya IYA, jika mereka keluarga.
Jawabanya IYA, jika mereka keluarga.
Langganan:
Postingan (Atom)